APA SAJA KRITERIA AIR BERSIH DAN BAGAIMANA CARA MENGOLAHNYA?

Ketersediaan air bersih sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Air yang digunakan sehari-hari haruslah memenuhi standar mutu air bersih. Banyak yang beranggapan bahwa air yang jernih saat dilihat secara kasat mata, sudah pasti aman untuk digunakan. Padahal tidak semua air jernih layak untuk digunakan.
Untuk memastikan air layak digunakan, Anda bisa melakukan pemeriksaan di laboratorium. Tetapi apabila hal itu dirasa terlalu sulit, Anda bisa melakukan pemeriksaan sendiri terhadap air yang akan digunakan.
Berikut ini adalah beberapa kriteria air bersih yang penting untuk diketahui sebelum Anda menggunakan air:
Jernih dan tidak keruh
Kriteria air bersih pertama yang bisa dilihat secara kasat mata adalah jernih dan tidak keruh. Jernih artinya air tidak terkontaminasi zat pengeruh dan zat lainnya yang berbahaya bagi tubuh. Air keruh bisa terjadi karena adanya campuran dari partikel-partikel yang tidak larut seperti debu dan tanah sehingga bakteri yang ada di dalamnya menyebabkan air menjadi keruh.
Jika air terlihat keruh, maka ada kemungkinan air tersebut tidak layak untuk digunakan atau dikonsumsi. Kementerian Kesehatan menentukan batas maksimum kekeruhan air layak minum di angka 5 (skala NTU) sedangkan untuk kekeruhan air bersih di angka 25 (skala NTU).
Tidak berwarna
Kriteria berikutnya adalah air tidak berwarna, artinya tidak ada warna yang ikut tercampur di dalam air. Warna yang tercampur di dalam air dapat dicurigai sebagai suatu unsur berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan. Limbah pabrik yang langsung dibuang ke sungai tanpa diproses terlebih dahulu atau warga yang sering membuang sampah dan bangkai hewan ke sungai secara sembarang merupakan beberapa kasus yang dapat mengubah warna air.
Warna air dibedakan menjadi dua, yaitu warna sejati (true color) dan warna semu (apparent color). True color ditimbulkan karena adanya zat-zat non-organik seperti , sedangkan apparent color ditimbulkan karena zat-zat organik. Air dengan warna semu lebih mudah diatasi dibandingkan dengan warna sejati. Misalnya air sungai (warna semu) yang berwarna cokelat karena mengandung lumpur, jika diendapkan maka air bisa menjadi jernih.
Tidak berasa
Air bersih yang layak dikonsumsi biasa tidak berasa atau berasa tawar tanpa ada tambahan rasa pahit, asin, atau getir. Jika Anda menemukan air yang terasa pahit atau asin, sebaiknya Anda mengolah air tersebut terlebih dahulu sebelum menggunakannya.
Tidak berbau
Air bersih selayaknya tidak berbau apalagi berbau menyengat jika dicium. Terlebih jika air tersebut berada di tempat yang mempunyai bau tidak sedap atau asam, sudah pasti air tersebut tidak dapat dikatakan sebagai air bersih. Banyak kerugian yang didapat jika Anda menggunakan air yang sudah berbau.
Jika Anda menggunakannya untuk mencuci pakaian, maka bisa merusak kain yang Anda cuci. Jika Anda menggunakannya untuk mandi, maka tidak menutup kemungkinan kulit akan terkena akibatnya seperti infeksi dan gatal-gatal. Yang tidak kalah berbahaya jika air tersebut sampai masuk ke dalam tubuh, maka bisa saja Anda mengalami keracunan dan gangguan kesehatan.
Memiliki suhu yang normal
Suhu air yang bersih tidak boleh terlalu panas atau terlalu dingin. Suhu normal air bersih sekitar 10 hingga 25 derajat Celsius atau bisa dikatakan sejuk. Air dengan suhu yang terlalu tinggi atau panas bisa dapat menyebabkan oksigen yang terlalu di dalam air semakin menurun jumlahnya dan kecepatan reaksi kimia semakin meningkat.
pH yang netral
pH menunjukkan derajat keasaman/basa suatu substansi tertentu. Skala pH dinilai dari 1 (sangat asam) hingga 14 (sangat basa). Banyak yang masih tidak memedulikan derajat keasaman air yang akan digunakan, padahal pH air dapat memberitahu apakah air tersebut telah tercemar atau tidak. Pada kondisi tercemar, kadar pH air berada di antara 4 hingga 6 atau 8 hingga 9.
Kadar pH yang dianjurkan untuk air minum adalah sebesar 6,5 hingga 8,5 dan untuk air bersih adalah sebesar 6,5 hingga 9,0. Sedangkan kadar pH air yang ideal adalah 7 atau netral.
Tidak mengandung zat kimia berlebihan dan berbahaya
Air yang bersih dan sehat biasa mengandung beberapa zat yang baik untuk kesehatan. Namun, kandungan zat dengan jumlah yang kurang atau berlebihan justru dapat mengakibatkan gangguan fisiologis pada manusia. Seperti zat tembaga yang berguna untuk membentuk sel-sel darah merah dalam tubuh. Namun, jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebih maka dapat menyebabkan kerusakan pada hati.
Tidak semua zat kimia berbahaya. Apabila digunakan dalam takaran yang sewajar dan secukupnya, zat-zat tersebut justru sangat berguna bagi kesehatan.
Bebas dari segala bakteri
Kriteria air bersih yang terakhir adalah bebas dari segala bakteri, terutama bakteri Escherichia Coli atau bakteri E. coli. Bakteri ini biasa hidup di dalam usus manusia dan hewan. Apabila Anda sampai mengonsumsi air yang mengandung bakteri E. coli, maka ada kemungkinan Anda dapat terkena infeksi bakteri yang berakibat munculnya penyakit diare ringan. Di beberapa kasus, bakteri E. coli dapat menyebabkan diare berat, sakit perut hingga demam.
—–
Bagaimana agar air aman dikonsumsi?
Air bersih bukan berarti air tersebut sudah layak untuk diminum atau dikonsumsi. Sebelum mengonsumsi air, sebaiknya Anda mengolahnya terlebih dahulu. Pengolahan air ini bertujuan untuk mematikan mikroorganisme atau kuman yang terdapat di dalam air.
Ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk mengolah air hingga menjadi layak untuk dikonsumsi, berikut penjelasannya:
Pengolahan dengan direbus
Pengolahan dengan cara merebus air ini biasa bukan digunakan untuk konsumsi kecil seperti kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Anda bisa merebus air yang sudah ditampung dalam sebuah wadah hingga mendidih atau melebihi 100 derajat Celsius. Tujuan merebus air hingga mendidih adalah untuk mematikan kuman yang ada di dalam air.
Pengolahan dengan cara disaring
Proses penyaringan ini bertujuan untuk membuat air menjadi lebih jernih dan tidak keruh. Selain itu, penyaringan juga dapat mengeliminasi kotoran-kotoran kecil yang ada di dalam air. Anda bisa membuat saringan sederhana sendiri dengan menggunakan pasir, kerikil, dan ijuk.
SODIS (Solar Water Disinfection)
SODIS merupakan pengolahan air dengan cara dijemur di bawah terik matahari. Air mentah ditaruh di dalam kemasan botol air mineral, lalu dijemur selama beberapa jam sebelum dikonsumsi. Sinar matahari akan menonaktifkan organisme penyebab diare dalam air. Metode ini adalah salah satu cara pengolahan air yang murah dan dianjurkan saat mengalami keadaan darurat untuk mengatasi masalah ketersediaan air minum, terlebih saat bencana alam.
Itulah beberapa kriteria air bersih yang perlu Anda perhatikan dan metode pengolahan air yang dapat Anda lakukan sendiri. Kualitas air yang bersih tentu akan mendukung kesehatan tubuh. Namun, tahukah Anda bahwa masih banyak orang di luar sana yang harus bertaruh nyawa untuk mendapatkan air bersih? Jika Anda tergerak untuk peduli dengan mereka yang membutuhkan air bersih, Anda bisa melakukan donasi melalui Sedekah Air, salah satu organisasi yang peduli akan nasib mereka yang memiliki permasalahan air bersih.
Tidak hanya berdonasi, Anda juga bisa menjadi relawan atau mengusulkan tempat yang memerlukan bantuan air bersih. Kunjungi situs http://sedekahair.org/ untuk mengetahui cara berdonasi atau menjadi relawan di Sedekah Air.
 
 
*Artikel ini merupakan sumbangan dari perusahaan desain Mehibi.
Untuk kontribusi tulisan/artikel, klik tautan berikut: http://sedekahair.org/sedekah-konten/
Untuk kontribusi dalam bentuk lain, hubungi email berikut komunitassedekahair@gmail.com

Bagikan:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
WhatsApp

Tinggalkan Komentar

Scroll to Top