Ironi memang, Indonesia sebagai negara dengan kontur alam yang basah, masih memiliki indeks kelangkaan air yang terbilang tinggi.
Bahkan, tidak sedikit daerah-daerah yang mengalami krisis air bersih ketika musim kemarau tiba.
Seperti yang terjadi di Desa Ridogalih, Cibarusah, Kabupaten Bekasi ini, padahal lokasinya tidak terlalu jauh dari ibu kota negara.
Namun, hingga saat ini akses air bersih di daerah tersebut masih terbilang langka.
Di saat daerah lain sangat mudah mendapatkan sumber air bersih dari PAM maupun sumur pribadi, warga Desa Ridogalih, harus mengandalkan air hujan yang ditampung pada kolam-kolam atau empang untuk mandi dan mencuci.
Masalah tersebut menjadi makin parah, karena belum banyak warga yang memiliki sumur.
Bahkan, warga sering kali harus memanfaatkan air dari sungai, untuk kegiatan sehari-hari, padahal bukan sumber yang terlindungi.
Warga terpaksa menggunakan air yang berbau dan memiliki rasa asin, karena untuk mendapatkan sumber air bersih dari pemukiman atau kampung lain, mereka harus menempuh jarak hingga 25 km.
Krisis air makin dirasakan ketika hujan tak kunjung tiba selama beberapa pekan, hingga menyebabkan air sungai surut.
Bagi warga Ridogalih, Cibarusah, masalah sulitnya mendapatkan air bersih seperti ini, sudah biasa terjadi.
Namun, syukur alhamdulillah, dengan adanya program dropping air bersih dari Sedekah Air, tiap tahun, ketika musim kemarau tiba, warga ramai-ramai bersiap menyambutnya.
Kali ini, Sedekah Air menyediakan 17 tangki air yang dimanfaatkan untuk 15 RT di Desa Ridogalih, Kecamatan Cibarusah, Bekasi.
Jazakallah khair.