PENTINGNYA AIR BAGI KEHIDUPAN: 3 STRATEGI MENYEDIAKAN AIR BERSIH

Air meliputi dua aspek penting dalam kehidupan, yaitu kesehatan dan kebersihan. Namun yang menjadi masalah saat ini, air bersih sulit didapat karena pelbagai faktor. Salah satu faktor paling berpengaruh ialah tercemarnya lingkungan oleh limbah industri dan rumah tangga, yang mengaliri sungai dan sumber air lainnya.
Jika sudah tercemar, penyakit kulit dan pencernaan akan mewabah di masyarakat. Itulah pentingnya air dalam kehidupan, dan bagaimana kesehatan serta kebersihan saling berhubungan. Ironis, Indonesia sebagai negara yang menyimpan 6% cadangan air dunia, justru sering mengalami krisis air bersih, baik kuantitas maupun kualitas. Hal ini membuktikan bahwa penerapan strategi menyediakan air bersih belum sepenuhnya terealisasi.
Bisa dibayangkan jika Anda hidup tanpa air, maka seluruh kegiatan akan menemui hambatan. Apalagi, negara kita termasuk dalam kategori padat penduduk. Semakin bertambah jumlah penduduknya, kebutuhan air juga akan meningkat. Untuk meminimalisasi tercemarnya air, penting bagi kita agar selalu menjaga kebersihan sehingga tercipta lingkungan yang sehat.
Beberapa kriteria air bersih di bawah ini, dapat menjadi acuan bagi Anda:

  1. Jernih

Jika air yang Anda temui warnanya keruh, ada kemungkinan terdapat beberapa butir tanah liat di dalamnya. Jumlah tanah liat yang semakin banyak, akan membuat air berubah warna menjadi cokelat, sehingga tidak baik untuk digunakan.
 

  1. Tidak Ada Warna

Lazimnya, air yang bersih dan sehat itu tidak berwarna. Jika menemui air dengan warna aneh, maka tidak boleh digunakan. Misal, air dari limbah pabrik, air selokan, dan air rawa. Air pada tiga tempat tersebut biasanya sudah tercemar oleh bahan kimia berbahaya.
 

  1. Tawar

Apa yang Anda rasakan ketika minum air putih? Jika tawar, maka selamat, air tersebut aman untuk dikonsumsi. Sebaliknya, air putih yang memiliki rasa seperti asam, asin, manis, dan pahit, biasanya terkandung zat tertentu yang bisa membahayakan.
 

  1. Tak Berbau

Bau busuk yang berasal dari air, disebabkan oleh bahan organik yang diuraikan oleh mikroorganisme. Air yang sehat dan bersih, tentu tidak berbau jika dicium dari dekat atau jauh.
 

  1. Memiliki pH yang Netral

pH air normal yaitu 6,5-8,5. Lebih atau kurang dari itu, air akan terasa asam bahkan pahit.
 

  1. Tak Ada Zat Kimia

Zat kimia beracun sangat berbahaya bagi tubuh. Air yang tercemar sangat mungkin mengandung zat kimia beracun, seperti timbal, arsen, nitrat, raksa, amoniak, fenolik, sulfida, dan radioaktif.
 

  1. Kesadahan Air yang Rendah

Kesadahan pada air dapat dilihat dari ion magnesium dan ion kalsium. Selain itu, air sadah mengandung ion mangan dan ion besi yang menimbulkan bau anyir, serta noda kuning kecokelatan pada pakaian dan peralatan. Jika ion-ion tersebut mengendap dalam tubuh, maka akan terjadi kerusakan pada hati dan ginjal. Tubuh hanya membutuhkan sedikit ion-ion tersebut untuk pertumbuhan tulang, gigi, dan pembentukan sel darah merah.
 
Batas aman kandungan ion besi dalam air hanya boleh 0,1-1 ppm saja. sedangkan ion mangan hanya 0,005-0,5 ppm, ion kalsium 75-200 ppm, dan ion magnesium 30-150 ppm.
 
Keterangan: 1 ppm = 1 mgr/1 liter
 

  1. Tidak Ada Bakteri

Buang air besar di sungai atau kali dapat menyebabkan air tercemar, karena kotoran tersebut mengandung bakteri Escheria coli yang bisa memicu timbulnya penyakit seperti tifus, kolera, dan hepatitis. Karena itu, air yang diambil dari sungai harus dimasak terlebih dahulu sampai mendidih agar bakterinya mati.
Banyaknya penduduk tidak diimbangi dengan jumlah air yang layak konsumsi. Faktanya, sekitar 80% penduduk Indonesia masih mengonsumsi air yang hampir tidak layak. Untuk mengatasi permasalahan ini, dibutuhkan strategi menyediakan air bersih, di antaranya:

  1. Mulailah Membuat Tempat Penampungan Air Hujan

Beriklim tropis, membuat Indonesia mendapatkan curah hujan tinggi setiap tahunnya (rata-rata 2 meter per tahun). Harusnya, dengan curah hujan tinggi seperti itu, dapat dimanfaatkan sebagai solusi penyediaan air bersih di Indonesia. Namun sangat disayangkan, masih ada saja yang abai terhadap hal ini. Ketika hujan turun terus-menerus, kita pun hanya bisa mengeluh dan takut dengan datangnya banjir.
 
Sebaliknya, Inggris berhasil memanfaatkan curah hujannya yang hanya 700 mm per tahun, sehingga mereka tidak pernah kekurangan air bersih. Pemerintah dan warga setempat bekerja sama membangun danau-danau buatan untuk menampung air hujan.
 
Sebenarnya, Indonesia sangat bisa melakukan hal yang sama dengan membuat penampungan air hujan. Dengan kedalaman 4 m dan tingggi 1 m, tempat penampungan air hujan dapat bertahan selama 3-4 bulan. Namun hal tersebut tidaklah menjadi patokan. Kedalaman dan tinggi dapat disesuaikan dengan keadaan ekonomi masing-masing warga.
 
Umumnya, kedalaman tempat penampungan air tersebut sekitar 1,5-2,5 m. Prosesnya hampir sama seperti membuat sumur, ditambah dengan penutup dan tempat saluran air yang sudah dihubungkan dengan atap rumah.
 

  1. Menyalurkan Air dengan Sistem Pipanisasi

Langkah awal dalam melaksanakan sistem ini yakni menentukan wilayah yang akan menjadi sasaran air bersih, kemudian mengidentifikasi sumber air yang layak digunakan. Setelah wilayah dan sumber air sudah ditemukan, air akan disalurkan ke pemukiman dengan menggunakan sistem pipanisasi. Sumber air tak hanya disalurkan ke pemukiman, tetapi juga ke sekolah-sekolah.
 
Salah satu desa di Indonesia yang sudah berhasil menerapkan sistem tersebut ialah Desa Merie Satu, yang berada di Kabupaten Bener Meriah, Aceh.
 

  1. Program Hibah Air Minum

Program ini menargetkan masyarakat berpenghasilan rendah, sehingga mereka juga bisa menikmati air bersih dan sanitasi yang baik. Melalui program tersebut, air akan disalurkan melalui pipa-pipa ke rumah-rumah warga yang sebelumnya sudah ditargetkan.
 
Karena merupakan program pemerintah yang bekerja sama dengan PDAM, maka warga yang layak menerima hibah air minum tentu memiliki kriteria khusus, salah satunya ialah listrik tidak boleh lebih dari 1.300 VA.
Sejujurnya, untuk menghadapi masalah krisis air bersih, harus dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu. Kurangi kebiasaan membuang-buang air jika masih bisa dipakai. Jangan membuang zat kimia berbahaya ke dalam sumber air seperti sungai dan kali. Belajar berbagi kepada tetangga, jika dirasa mereka mulai kesulitan mendapat air bersih.
Mungkin masyarakat perkotaan bisa mendapatkan air bersih dengan membelinya, tetapi bagaimana dengan yang ada di pedesaan? Mereka harus berjalan puluhan kilometer hanya untuk mendapatkan air bersih di sungai. Tentu dengan banyaknya saingan, tak sedikit yang hanya membawa pulang satu ember saja.
Oleh karena itu, mari bantu saudara kita yang  saat ini masih kesulitan mendapat air bersih dan sanitasi yang baik. Karena faktanya, manusia tidak bisa menahan haus seperti mereka menahan rasa lapar.
Semoga informasi terkait strategi menyediakan air bersih dapat memberi Anda inspirasi untuk menolong sesama. Jika ingin ikut membantu memberikan air bersih, Anda bisa bergabung di http://www.sedekahair.org/gabung/; Anda juga bisa mengusulkan tempat mana yang layak mendapat bantuan air bersih lewat halaman http://www.sedekahair.org/usulkan/; dan jika ingin menyisihkan sedikit harta, Anda bisa ikut berdonasi di http://www.sedekahair.org/donasi/.
Terima kasih.
 
*Artikel ini merupakan sumbangan dari perusahaan desain Mehibi.
Untuk kontribusi tulisan/artikel, klik tautan berikut: http://sedekahair.org/sedekah-konten/
Untuk kontribusi dalam bentuk lain, hubungi email berikut komunitassedekahair@gmail.com

Bagikan:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
WhatsApp

Tinggalkan Komentar

Scroll to Top