SEJARAH SEDEKAH DARI ZAMAN KE ZAMAN

Pada dasarnya, segala bentuk ibadah akan menghasilkan pahala bagi siapa saja yang menjalankannya. Tak terkecuali, sedekah. Sedekah merupakan salah satu bentuk ibadah yang dicintai oleh Allah. Selain melipatgandakan rezeki orang yang memberi, ibadah ini juga membuka rezeki  untuk orang lain.
Untuk bisa lebih memahami maknanya, alangkah baiknya jika kita mengetahui sejarah sedekah,mulai dari dalil-dalilnya di Alquran dan hadis, kisah-kisah sedekah pada zaman nabi, fenomenanya di zaman sekarang, hingga apa-apa saja yang bisa termasuk sedekah untuk akhirat.
Ayat-Ayat Alquran dan Hadis tentang Sedekah
Dasar utama diperintahkannya sedekah bersumber dari Alquran dan Hadis. Berikut ini adalah beberapa ayat dan dalil hadis yang mengupas tentang sedekah.
Al-Baqarah: 215
“Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: ‘Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan.’ Dan apa saja kebajikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah maha mengetahui.”
Al-Munafiqun: 10
“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?”
Muslim
“Apabila anak Adam wafat maka putuslah amalnya kecuali tiga hal yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang saleh.”
Bukhari
“Orang yang ngusahakan bantuan kepada janda dan orang miskin maka ia ibarat sedang berjihad di jalan Allah dan ibarat orang salat malam. Ia tidak merasa lelah dan ia juga ibarat orang yang berpuasa yang tidak pernah berbuka.”
Sejarah Sedekah dari Zaman ke Zaman
Tak hanya materi, sedekah memiliki cakupan yang luas. Bentuk sedekah juga bisa berupa nonmateri, seperti membantu orang lain, berbicara dengan baik, berlaku adil kepada orang yang berselisih, hingga melangkah ke tempat ibadah. Nah, berikut ini kisah tentang perjalanan sedekah yang telah dilakukan umat muslim mulai dari zaman nabi hingga sekarang.
Kisah sedekah yang menunda kematian
Bermula ketika salah satu murid Nabi Ibrahim mendatangi beliau lalu menceritakan bahwa dirinya akan menikah esok hari. Setelah berbincang dan muridnya pergi, malaikat maut mendatangi Nabi Ibrahim seraya bertanya tentang pemuda yang baru saja mendatanginya.
Nabi Ibrahim pun menjelaskan bahwa pemuda tadi adalah satu muridnya yang akan menikah besok. Tanpa diduga, malaikat maut menyampaikan pesan bahwa umur muridnya tak akan sampai besok pagi. Mendengar hal itu, Nabi Ibrahim bergerak dan ingin memberi tahu sang murid agar menyegerakan pernikahannnya malam ini. Namun di tengah perjalanan, langkahnya terhenti. Beliau memilih agar kematian tetap menjadi rahasia Allah.
Keesokan paginya, Nabi Ibrahim terkejut karena mengetahui muridnya melangsungkan pernikahan dalam keadaan sehat. Meski begitu, beliau tetap diam dan turut berbahagia menyaksikan pernikahan sang murid.
Nabi Ibrahim melihat anak muda ini panjang umur hingga berumur 70.  Ia pun bertemu kembali dengan malaikat maut dan bertanya apakah dirinya berbohong saat menyampaikan bahwa sang murid tak akan hidup sampai besok pagi. Malaikat maut menjawab, bahwa Allah menahannya untuk mencabut nyawa anak muda tersebut.
Karena penasaran, Nabi Ibrahim kembali bertanya, “Apa yang membuat Allah menunda kematiannya?” Malaikat maut menjelaskan bahwa di malam sebelum menikah, muridnya telah menyedekahkan separuh dari hartanya. Sebab itulah, Nabi Ibrahim tetap bisa melihat anak muda itu hingga umur 70.
Kisah orang kikir yang masuk surga karena sedekah pedang
Kisah ini terjadi di zaman Nabi Isa. Kala itu, ada seseorang yang terkenal kikir nan pelit bernama Mal’un. Suatu hari, seorang pemuda yang akan berjihad di jalan Allah menghadap Mal’un lalu meminta dengan halus agar memberinya pedang untuk berperang. Mal’un hanya diam sampai akhirnya pemuda tersebut pergi. Merasa menyesal, Mal’un segera menyusul si pemuda yang ternyata berada tak jauh dari rumahnya kemudian memberi pedang miliknya.
Sekembalinya dari medan perang, pemuda saleh tadi bertemu dengan Nabi Isa yang sedang berjalan bersama seorang ahli ibadah. Nabi Isa menegurnya dan menanyakan bagaimana ia mendapatkan pedang tersebut. Lalu, pemuda itu menjawab bahwa pedang itu diperoleh dari Mal’un. Nabi Isa merasa senang karena orang yang terkenal sangan kikir tersebut akhirnya memberi sesuatu.
Ketika itu Mal’un mengetahui bahwa pemudah saleh, Nabi Isa, dan seorang ahli ibadah sedang berbincang tak jauh dari rumahnya. Melihat hal tersebut, ia mempersilakan mereka untuk masuk ke rumah. Tiba-tiba, sang ahli ibadah menolak serta berkata “Aku akan pergi sebelum terbakar api”.
Setelah itu, turunlah wahyu dari Allah kepada Nabi Isa yang menerangkan bahwa Allah telah mengampuni dosa Mal’un berkat sedekah pedangnya. Ia juga akan masuk surga dan berkawan dengan sang ahli ibadah. Medengar wahyu yang disampaikan oleh Nabi Isa, sang ahli ibadah berkata bahwa ia tak sudi berkawan dengan Mal’un di surga.
Kemudian, turun wahyu sekali lagi kepada Nabi Isa yang menyatakan bahwa ahli ibadah itu akan masuk neraka akibat menolak keputusan Allah dan menghina orang.
Kisah sedekah pada zaman sekarang
Kali ini, cerita diambil dari para penggiat sedekah air di Indonesia yang merupakan pelopor penyedia sarana air bersih untuk masyarakat yang membutuhkan.
Mengapa bersedekah dengan air? Bagi mereka, air merupakan elemen terpenting agar bisa mempertahankan kehidupan. Terlebih,  sebanyak 13% penduduk Indonesia masih belum mendapatkan akses air bersih.
Dimulai sejak tahun 2013, program sedekah air telah dilakukan di beberapa daerah dengan agenda konservasi air, filter air, distribusi air bersih, serta pembuatan sumur bor di sekolah dan tempat ibadah.
Hingga saat ini, setidaknya sudah 40 acara telah dibuat oleh penggiat sedekah air di sejumlah wilayah di Indonesia. Salah satu programnya yaitu melakukan sedekah kepada SMPN 2 Ridogalih Cibarusah berupa fasilitas sanitasi air bersih untuk MCK yang sebelumnya hanya mengandalkan tampungan air hujan. Sayangnya, untuk saat ini, program tersebut dinyatakan gagal akibat susahnya menemukan titik air di kawasan SMPN 2 Ridogalih Cibarusah.
Di luar itu, masih banyak program-program lain yang berhasil dijalankan oleh penggiat sedekah air. Satu di antaranya yakni memberikan filter air kepada Pondok Pesantren Al Azkia, Muncang, Banten.
Sedekah untuk akhirat
Di antara semua sedekah yang pernah Anda lakukan, ikhlas merupakan modal utama. Ikhlas berarti melakukan sesuatu hanya karena Allah tanpa mengharapkan pujian dari orang lain. Ikhlas juga salah satu bentuk sedekah yang ringan dan mudah dikerjakan. Jika setiap amalan tidak dimurnikan semata-mata hanya karena Allah, kelak, ibadah tersebut akan sia-sia.
Itulah sejarah sedekah dari zaman ke zaman yang bisa dijadikan peringatan sekaligus pembelajaran. Nah, Siapa nih yang belum bersedekah hari ini? Yuk, gabung bersama penggiat sedekah air untuk menangani masyarakat yang mengalami masalah dengan air bersih. Bagaimana caranya? Anda bisa daftar menjadi relawan dengan mengisi data diri di websitesedekah air, memberikan donasi, atau mengusulkan daerah yang membutuhkan akses air bersih.
 
 
*Artikel ini merupakan sumbangan dari perusahaan desain Mehibi.
Untuk kontribusi tulisan/artikel, klik tautan berikut: http://sedekahair.org/sedekah-konten/
Untuk kontribusi dalam bentuk lain, hubungi email berikut komunitassedekahair@gmail.com

Tinggalkan Komentar

Scroll to Top