Sedekah adalah amalan yang kita yakini dapat mendatangkan pahala besar apabila gemar mengamalkannya. Janji Allah SWT bagi umat yang gemar bersedekah adalah ganjaran pahala jariyah yang akan terus mengalir meskipun sudah meninggal dunia.
Namun ternyata, ada hal-hal yang dapat membatalkan pahala sedekah. Salah satu yang dapat merusak sedekah yakni “riya” atau pamer.
Sedekah yang rajin kita kerjakan bisa berakhir sia-sia apabila niatnya untuk pamer. Bahkan bisa saja berujung menjadi perbuatan dosa. Mengapa begitu?
Riya dapat Membatalkan Pahala Sedekah
Riya merupakan perbuatan yang sangat dilarang dalam agama. Bahkan ada banyak ayat maupun hadits yang menerangkan tentang buruknya perbuatan riya, terutama yang berkaitan sedekah.
Seperti firman Allah SWT dalam Surat An Nisa ayat 38:
“Dan (juga) orang-orang yang menginfakkan hartanya karena riya dan kepada orang lain (ingin dilihat dan dipuji), dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian. Barangsiapa menjadikan setan sebagai temannya, maka (ketahuilah) dia (setan itu) adalah teman yang sangat jahat.”
Dalam tafsir Al Madinah Al Munawwarah, Allah mengatakan sangat membenci orang yang bersedekah dengan tujuan pamer dan sum’ah karena sedekah tersebut bukan didasarkan atas keimanan kepada-Nya.
Sedekah yang seperti itu bukannya mendatangkan pahala, tapi justru menjatuhkan diri pada kebinasaan dan azab Allah Taala.
Penjelasan mengenai dosa riya juga tertuang dalam hadits riwayat muslim berikut:
“Sesungguhnya yang paling aku takutkan dari apa yang aku takutkan menimpa kalian adalah syirkul ashghar (syirik kecil).” Maka para shahabat bertanya, ”Apa yang dimaksud dengan syirkul ashghar?” Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab,“Ar-riya’.” (HR. Thabari)
Kebiasaan berperilaku pamer saat bersedekah dapat memicu syirik kecil yang apabila dibiarkan bisa menjadi perbuatan syirik besar. Dalam berbagai aspek kehidupan sebaiknya menghindari riya agar tidak menjadi malapetaka kelak di akhirat.
Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim no. 1905 di bagian akhir. Rasulullah bersabda yang artinya :
“Berikutnya (yang diadili) adalah orang yang diberikan kelapangan rezeki dan berbagai macam harta benda. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengenalinya (mengakuinya). Allah bertanya : ‘Apa yang engkau telah lakukan dengan nikmat-nikmat itu?’ Dia menjawab : ‘Aku tidak pernah meninggalkan shadaqah dan infaq pada jalan yang Engkau cintai, melainkan pasti aku melakukannya semata-mata karena Engkau.’ Allah berfirman : ‘Engkau dusta! Engkau berbuat yang demikian itu supaya dikatakan seorang dermawan (murah hati) dan memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).’ Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeretnya atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka.’”
Maka dari itu, bersedekahlah secara ikhlas dan sukarela tanpa ada niat sedikitpun untuk pamer agar tidak menjadi bumerang yang justru membawa dalam keburukan. Yuk, perbanyak sedekah.