Letak Ridogalih, tidak jauh dari ibu kota; hanya 2-3 jam untuk bisa sampai di sana. Namun, warganya masih sangat kesulitan mengakses air bersih.
Warga Ridogalih, berada di daerah rawan bencana kekeringan. Saat ini, mereka masih sangat mengandalkan tampungan air tadah hujan.
Mereka mengumpulkan air hujan di kolam-kolam yang tidak terlindungi, atau sebut saja empang.
Empang itu menjadi sumber air utama warga untuk mandi dan mencuci.
Beruntung, warga yang memiliki tanah lebih untuk membuat empang.
Sebab, jika tidak punya tanah, maka warga mesti berjalan ke kali; butuh waktu 1 jam untuk pulang pergi. Belum lagi kondisi airnya yang memprihatinkan.
Maka tim Sedekah Air memutuskan untuk melaksanakan program untuk penerima manfaat 88 KK.
Simak video berikut ini:
Kondisi akan lebih parah saat musim kemarau tiba. Cibarusah, Bekasi, memang menjadi salah satu kecamatan yang mengalami krisis air bersih.
Warga sangat kesulitan mendapatkan air bersih, karena sumber air pada umumnya kering.
Ribuan warga di sekitaran kali, memanfaatkan air sungai yang keruh untuk keperluan mandi, mencuci, dan bahkan beberapa untuk minum.
Jelas, ini akan berdampak negatif pada kesehatan warga. Laporan tes geolistrik, mengindikasikan bahwa tidak ada tampungan air bawah tanah.
Akhirnya bentuk program yang menjadi pilihan adalah water treatment plan sederhana.
Ada beberapa hal yang akan dilakukan. Pertama, memindahkan air baku dari kali yang berjarak 350 meter; ke lokasi penjernihan air.
Lokasi kali lebih rendah, maka diperlukan mesin pompa air untuk mendorong air ke lokasi, untuk selanjutnya dilakukan upaya penjernihan.
Terima kasih kepada para donatur yang telah bersedia membantu.
Jazakallah khair.