SPESIES FLORA DAN FAUNA LANGKA INDONESIA YANG HAMPIR PUNAH: KEUNTUNGAN KONSERVASI LINGKUNGAN ADALAH UNTUK MELINDUNGI MEREKA!

Selain dikaruniai dengan tanah yang subur dan cadangan energi dalam bumi, Indonesia juga menjadi habitat berbagai hewan dan tanaman unik. Sayangnya, masyarakat masih menganggap remeh keberadaan flora dan fauna tersebut. Hal ini sangat menyedihkan, mengingat telah banyak spesies langka di Indonesia yang akhirnya punah. Untuk mencegah kepunahan spesies langka tersebut, konservasi lingkungan perlu dilakukan. Keuntungan konservasi lingkungan ini tidak hanya bisa dirasakan oleh kita, tetapi juga oleh anak cucu kita di masa depan. Apa sajakah spesies langka flora dan fauna yang patut dilestarikan di Indonesia? Mari simak daftar berikut ini.
Flora Terancam Punah di Indonesia
Rafflesia Arnoldii / Padma Raksasa
Ternyata, bunga ini berbeda dengan bunga bangkai yang biasa kita kenal. Meskipun sama-sama memiliki aroma busuk, tanaman parasit ini memiliki lima mahkota bunga yang bertekstur kasar. Selain itu, padma raksasa tidak memiliki akar, batang, dan daun. Ketiadaan daun pada padma raksasa menyebabkan tanaman ini tidak dapat berfotosintesis. Saat ini, rafflesia arnoldii dapat ditemukan di berbagai cagar alam, seperti di Taman Nasional Kerinci Seblat.
Anggrek Larat
Tanaman bunga yang banyak ditemukan di Maluku ini adalah salah satu identitas Indonesia, dan memiliki nama latin Dendrobrium phalaenopsis. Bunga berwarna ungu ini sangat indah sehingga dahulu sempat terkenal di kalangan pencinta tanaman. Namun, anggrek larat kini dilindungi oleh Peraturan Pemerintah nomor 7 tahun 1999.
Kantong Semar
Siapa sangka, ternyata ada tanaman yang bertahan hidup dengan memakan serangga hingga kodok. Ya, kantong semar atau nepenthes memiliki kantung licin yang berfungsi untuk menjebak serangga. Setelah serangga terjebak dalam kantung tersebut, ia akan kesulitan untuk bergerak. Selain di Indonesia, tanaman ini juga dapat ditemukan di Tiongkok selatan, Seychelles, India, Sri Lanka, dan Australia.
Carica / Pepaya Gunung
Pernahkah Anda mencicipi buah carica? Buah ini hanya ada di kawasan dataran tinggi Dieng dan Bali, dan rasanya agak asam. Buah carica kaya gizi, dan merupakan sumber kalsium, gula, vitamin A, dan vitamin C. Tanaman pepaya gunung, atau carica, hanya dapat tumbuh di daerah sejuk, 1.500 hingga 3.000 meter di atas permukaan laut.
Cempedak
Buah yang mirip nangka ini kini semakin sulit ditemukan. Buah ini dapat dikonsumsi secara langsung, atau dimasak menjadi beragam olahan sedap. Misalnya, di Kalimantan, cempedak umum diolah menjadi mandai atau dami. Tanaman cempedak berasal dari semenanjung Malaya, dan dapat ditemukan di seluruh Indonesia.
Jambu Keling / Jamblang
Sesuai dengan namanya, buah ini berwarna ungu kehitaman, dan memiliki rasa yang sepat dan masam. Tanaman ini umum ditemukan di daerah tropis, seperti Australia dan beberapa daerah Asia. Di Indonesia, tanaman jambu keling sudah mulai sulit ditemukan, meski dulunya dapat ditemukan di seluruh pelosok negeri.
Kecapi / Sentul
Saat mendengar kata “kecapi”, Anda mungkin akan membayangkan alat musik khas Jawa Barat. Atau, saat mendengar kata “sentul”, Anda mungkin mengingat sirkuit balap berkelas internasional. Namun, buah kecapi atau sentul ini merupakan salah satu buah yang kini sulit ditemukan di Indonesia. Padahal, dahulu buah kecapi sering disebut-sebut sebagai “buahnya orang betawi”.
Fauna Terancam Punah di Indonesia
Harimau Sumatera
Hewan dengan nama latin Panthera tigris sumatrae ini sudah sulit ditemukan di habitat aslinya, yaitu hutan belantara di Sumatera. Kini, jumlah populasi harimau Sumatera bahkan hanya mencapai 400 ekor. Harimau ini memiliki tubuh yang relatif kecil dibanding spesies harimau lain, dan memiliki kulit yang cukup gelap.
Jalak Bali
Hewan yang diabadikan dalam uang logam Rp200 ini kini sudah sulit ditemukan. Jalak bali adalah sejenis burung pengicau berukuran sedang dari suku Sturnidae. Ciri khas dari burung ini adalah bulunya yang putih di seluruh tubuh, kecuali pada sayap dan ujung ekornya. Bulu ekor dan sayap jalak bali memiliki bulu berwarna hitam.
Badak Jawa dan Sumatera
Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus sondaicus) adalah salah satu mamalia langka terbesar di dunia. Sayangnya, habitat badak Jawa telah menghilang seiring waktu sehingga Anda hanya dapat menemukannya di cagar alam Ujung Kulon, Banten.
Komodo
Hewan ini kini hanya dapat ditemukan di Nusa Tenggara. Hewan yang termasuk anggota famili biawak Varanidae ini juga dikenal dengan sebutan “ora”. Karena aktivitas manusia yang semakin meningkat, habitat asli komodo sudah banyak hilang. Karena itu, komodo termasuk salah satu hewan yang keberadaannya dilindungi. Anda dapat melihat komodo di pulau Komodo, Nusa Tenggara.
Anoa
Anoa adalah mamalia terbesar dan endemik. Anda dapat menemukan hewan ini di daratan pulau Sulawesi dan Buton. Sejak 1931, Anoa telah termasuk satwa yang dilindungi. Perlindungan terhadap anoa diperkuat dengan Undang-undang nomor 5 tahun 1990 dan Peraturan Pemerintah nomor 7 tahun 1999.
Orang Utan Sumatera dan Kalimantan
Orang Utan termasuk salah satu spesies primata langka yang dilindungi. Diperkirakan, jumlah individu orang utan di Indonesia dan Malaysia pada tahun 2004 adalah 54 ribu individu, dan terus berkurang setiap tahunnya. Untuk membedakan orang utan jantan Sumatera dan Kalimantan, Anda dapat melihat pipinya. Orang utan Sumatera memiliki kantung pipi yang besar. Orang utan Sumatera termasuk jenis hewan omnivora, dan menyukai berbagai buah-buahan dan serangga. Pakan favorit orang utan Sumatera ini adalah buah beringin dan nangka, juga berbagai serangga yang ada di habitatnya.
Macan Tutul Jawa
Hewan dengan nama latin Panhera pardus melas ini ternyata belum punah. Pada bulan Juli 2017, macan tutul Jawa terekam kamera tengah mencari makanan. Meskipun demikian, spesies ini tetap termasuk spesies yang dilindungi menurut Undang-Undang. Habitat asli hewan soliter ini berada di hutan tropis, pegunungan, dan kawasan konservasi di pulau Jawa. Dibanding macan tutul lain, macan tutul Jawa berukuran paling kecil, juga memiliki indra penciuman yang tajam. Karena statusnya yang langka, hewan ini telah mendapat status sebagai hewan identitas Jawa Barat.
Elang Flores
Ribuan jenis burung di Indonesia terancam punah, salah satunya elang Flores. Hewan dengan nama latin Nisaetus floris ini merupakan jenis elang berukuran besar. Layaknya spesies pemangsa lain, habitat elang ini berada di hutan dataran rendah dan submontana hingga ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Namun, elang ini hanya dapat ditemukan di Flores, Nusa Tenggara. Seiring dengan kian menipisnya lahan hutan yang ada di Flores, hewan ini kini telah masuk ke daftar IUCN (International Union for Conservation of Nature) sebagai Critically Endangered (sangat rawan punah).
Itulah daftar jenis-jenis flora dan fauna langka yang patut dilestarikan. Salah satu keuntungan konservasi lingkungan adalah membantu menjaga spesies-spesies langka tersebut agar tidak punah sebelum waktunya. Konservasi lingkungan dapat diwujudkan dengan berbagai cara, salah satunya dengan merawat air. Air yang bersih akan menunjang kehidupan manusia, hewan, dan tanaman.
Untuk membantu menyediakan air bersih, Anda dapat bergabung ke Sedekah Air, LSM yang bertujuan menghadirkan air bersih di tempat-tempat yang memerlukannya. Sejak 2013, Sedekah Air telah menghadirkan air bersih ke puluhan tempat di seluruh Indonesia. Anda dapat mengusulkan tempat yang memerlukan air bersih, berdonasi, atau bahkan mendaftarkan diri sebagai relawan.
 
*Artikel ini merupakan sumbangan dari perusahaan desain Mehibi.
Untuk kontribusi tulisan/artikel, klik tautan berikut: http://sedekahair.org/sedekah-konten/
Untuk kontribusi dalam bentuk lain, hubungi email berikut komunitassedekahair@gmail.com

Tinggalkan Komentar

Scroll to Top