4 KISAH PERINTAH SEDEKAH DARI NABI KE NABI

Allah telah memerintahkan hamba-Nya untuk bersedekah. Hal ini tercantum dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 195 yang artinya “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”
Bagi sebagian orang, sedekah dapat mengurangi kekayaannya. Padahal, Allah berjanji akan memberikan berkah kepada siapa saja yang bersedekah di jalan-Nya. Oleh sebab itu, barang siapa yang bersedekah ikhlas karena Allah, maka akan dibukakan pintu rezeki dan jalan ke surga. Jadi mulai sekarang, jangan takut miskin jika akan bersedekah, ya.
Nah, berikut ini adalah 4 kisah perintah sedekah dari nabi ke nabi yang bisa Anda jadikan pelajaran.
1. Perintah Sedekah Nabi Adam Kepada Kedua Putranya, Qabil dan Habil
Bermula ketika Nabi Adam dan Hawa turun ke bumi dan akhirnya Hawa bersedia untuk melahirkan anak-anak Adam yang kelak menjadi benih manusia pertama di dunia. Kala itu, Hawa melahirkan anak kembar sebanyak dua pasang. Pasangan kembar pertama bernama Qabil dan adik perempuannya yang bernama Iqlima. Lalu, kembar ke dua bernama Habil dan adik perempuannya yang bernama Lubuda.
Singkat cerita, ketika kedua pasangan bersaudara itu tumbuh remaja, Allah memberikan ilham dan petunjuk kepada Nabi Adam untuk menikahkan ke dua putranya dengan ke dua putrinya agar menjaga kemurnian keturunan dan menghindari hubungan kelamin secara bebas di antara mereka.
Akhirnya, Nabi Adam memutuskan untuk menikahkan Qabil dengan Lubuda, sedangkan Habil menikah dengan Iqlima. Tanpa diduga, Qabil menolak rencana sang ayah karena Qabil tidak mau menikahi Lubuda yang buruk dan tidak secantik Iqlima.
Karena Qabil tetap bersikeras menolak pernikahan tersebut, Nabi Adam memerintahkan ke dua anak laki-lakinya itu untuk bersedekah kepada Allah agar mengetahui siapakah yang lebih diridai Allah untuk menikahi Iqlima. Sebagai jawabannya, Allah menyambar kambing milik Habil dengan api besar yang turun dari langit.
Dari kisah di atas, bahwasannya Allah hanya menerima sedekah dari hambanya yang ikhlas tanpa dicampuri dengan perasaan dengki, riya, dan takabur.
2. Kisah Nabi Ibrahim dan Tamu Malaikat
Suatu waktu, Allah mengutus beberapa malaikat untuk membinasakan kaum Nabi Luth yang terkenal dengan kedurhakaannya. Di tengah perjalanan, para malaikat yang menyerupai wujud manusia itu bertamu pada malam hari di rumah Nabi Ibrahim.
Setelah mereka mengucapkan salam, Nabi Ibrahim membalas salam mereka dengan salam yang lebih baik. Nabi kemudian mempersilakan masuk para tamunya dan pergi secara diam-diam untuk menemui istrinya agar menyiapkan hidangan untuk mereka.
Tak lama, beliau kembali dengan membawa daging anak sapi yang gemuk dan sudah dipanggang. Bagi Nabi Ibrahim, makanan itu adalah harta berharga yang beliau miliki. Makanan tersebut diletakkan di dekat tamunya dan dengan ramah, Nabi Ibrahim berkata “silahkan kalian makan”.
Namun ternyata, tamunya tak mau memakan jamuan yang telah disediakan. Nabi Ibrahim pun merasa takut dengan mereka. Akhirnya, para tamu itu memberitahu bahwa mereka adalah para malaikat yang diutus Allah untuk membinasakan kaum Nabi Luth.
Sebelum pergi, para malaikat mengatakan bahwa mereka juga diperintahkan Allah untuk menyampaikan kabar gembira kepada Nabi Ibrahim dan istrinya. Malaikat berkata bahwa mereka akan dikaruniai seorang anak yang alim. Mendengar kabar tersebut, keduanya pun merasa bahagia.
Dari kisah Nabi Ibrahim tersebut dapat dipetik hikmah bahwa seorang muslim yang baik, hendaknya menghormati tamunya dan berusaha untuk menyenangkan sekaligus memuliakannya. Lebih dari itu, memuliakan tamu merupakan perbuatan baik. Dan setiap perbuatan baik merupakan sedekah, sebagaimana penjelasan dari hadis berikut
Rasulullah bersabda: “Setiap perbuatan baik adalah sedekah” (HR. Bukhari).
3. Kisah Nabi Daud dan Nabi Sulaiman yang Berlaku Adil terhadap Dua Orang yang Berseteru
Suatu hari, ada dua orang ibu yang masing-masing membawa bayinya ke padang rumput. Namun, salah satu bayi di antaranya diterkam oleh serigala. Maka, tinggallah seorang bayi yang akhirnya bayi ini membuat kedua ibu itu bertengkar dan berselisih.
Untuk menyelesaikan permasalahan, kedua ibu tersebut menghadap raja yang tak lain adalah Nabi Daud. Namun, di tengah perjalanan, Nabi Daud mengalami kesulitan menangani dua ibu yang keras kepala itu dan akhirnya Nabi Sulaiman mencoba menengahkan.
Nabi Sulaiman memutuskan untuk membelah sang bayi dengan sebilah pedang, agar masing-masing ibu mendapatkan dua belah sama rata. Saat nabi Sulaiman hendak mengayunkan pedangnya, ibu muda berteriak “Tidak, jangan, kau akan membunuhnya. Berikan saja bayi itu padanya”.
Akting Nabi Sulaiman pun berakhir dan menyerahkan sang bayi kepada ibu yang lebih muda. Menurut beliau, seorang ibu lebih rela memberikan bayinya kepada orang lain asalkan anaknya tetap hidup. Itulah naluri ibu yang sedang diuji oleh Nabi Sulaiman.
Kisah tersebut mengajarkan kepada kita untuk berlaku adil terhadap dua orang yang bersengketa. Seperti sabda Rasulullah: “Berlaku adil antar dua orang adalah sedekah.” (Muttafaq Alaih).
4. Kisah Sedekah Fatimah pada Kakek Tua
Suatu ketika saat Rasulullah sedang berkumpul bersama sahabat, datanglah orang tua yang kurus dan penuh debu. Ia memohon kepada Rasulullah agar diberikan sesuap gandum yang bisa mengganjal perut dan selembar kain yang bisa menutup auratnya.
Sebenarnya Rasulullah merasa iba dengan kondisi kakek tersebut, namun pada saat itu tidak ada sesuatu yang bisa diberikan kepadanya. Akhirnya beliau menyuruh sang kakek untuk bertemu dengan putrinya, Fatimah. Rasul berharap ada sesuatu yang bisa diberikan putrinya untuk kakek tersebut.
Tiba di rumah Fatimah, sang kakek menceritakan kondisinya. Mendengar hal itu, Fatimah merasa iba, namun ia juga tidak punya sesuatu yang berharga untuk diberikan kepada sang kakek. Setelah mencari-cari di dalam rumah, Fatimah memberikan satu-satunya alas tidur yang biasa dipakai oleh Hasan dan Husain.
Dengan sopan, kakek itu menjelaskan bahwa dirinya tak membutuhkan alas itu. Yang ia butuhkan adalah makanan dan kain yang bisa menutup auratnya. Fatimah pun malu dan kembali masuk ke rumah untuk mencari sesuatu yang berharga. Tetapi sungguh, tak ada satupun yang bisa diberikan kepada fakir miskin itu.
Sambil termenung, ia memikirkan mengapa ayahnya mengirimkan sang kakek kepada dirinya. Padahal, Rasulullah tahu bahwa Fatimah tidak lebih kaya dari beliau. Sesudah merenung, akhirnya Fatimah ingat akan kalung emas pemberian bibinya. Ia pun segera memberikan kalung itu kepada sang kakek.
Singkatnya, setelah mendapatkan kalung, sang kakek kembali menemui Rasulullah. Seorang Sahabat Nabi kemudian membeli kalung tersebut seharga 20 dinar dan 1000 dirham.  Dia lalu memberikan kalung yang dibeli kepada Fatimah.
Inilah bukti bahwa sedekah tidak mengurangi harta kita. Justru, Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik, meskipun terkadang manusia tidak memahaminya.
Itulah 4 kisah perintah sedekah dari nabi ke nabi yang di dalamnya mengandung pelajaran dan ajuran untuk selalu melaksanakan sedekah, baik dalam waktu luang maupun sempit.
Tak melulu soal harta, sedekah juga banyak bentuknya. Salah satunya yaitu berbuat adil, seperti yang dilakukan oleh Nabi Sulaiman. Bahkan, menyediakan air bersih bisa dikategorikan sebagai bentuk sedekah, lho. Nah, bagi yang ingin bergabung dengan penggiat sedekah air, Anda bisa menjadi relawan sedekah air, mengusulkan sedekah air untuk masyarakat yang membutuhkan air bersih, atau mengirimkan donasi.
 
*Artikel ini merupakan sumbangan dari perusahaan desain Mehibi.
Untuk kontribusi tulisan/artikel, klik tautan berikut: http://sedekahair.org/sedekah-konten/
Untuk kontribusi dalam bentuk lain, hubungi email berikut komunitassedekahair@gmail.com

Bagikan:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
WhatsApp

Tinggalkan Komentar

Scroll to Top