Wakaf Air untuk Masjid Nurul Iman Kampung Cijanti

Wakaf Air untuk Masjid Nurul Iman, RT 02 RW 04, Kampung Cijanti, Pasirbaru, Cisolok, Sukabumi

Desa Pasirbiru yang berada di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menjadi salah satu wilayah penyintas krisis air bersih.

Kondisi tersebut bahkan sudah berlangsung sejak belasan tahun lalu, terutama ketika musim kemarau tiba. 

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, warga memanfaatkan air hujan yang ditampung pada bak penampungan air.

Maka tidak heran, jika hampir setiap rumah di kampung ini memiliki talang atau saluran air di ujung bangunan rumahnya. 

Warga tidak kesulitan mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari ketika musim hujan, karena hampir setiap rumah dapat menampung air hujan yang kemudian diendapkan. 

Masalah datang ketika musim hujan berakhir, karena mau tidak mau, warga harus mengambil air dari sumber yang jarak tempuhnya sekitar 1 kilometer, itu pun harus mengantre.

Hanya ada dua sumber mata air, dan harus dibagi untuk semua warga di Desa Pasirbiru. Jadi, bukan untuk Kampung Cijanti saja. 

Sebelumnya, warga sudah berinisiatif untuk mengalirkan air dari sumber ke area pemukiman. Sayangnya, belum memiliki cukup dana.

Butuh biaya besar untuk mengajukan pemasangan pipa dan pengadaan sumur bor, sementara warga desa sendiri, sebagian besar masih berpenghasilan pas-pasan.

Masjid Nurul Iman yang berada di Kampung Cijanti, RT 2, RW 4, juga ikut terdampak krisis air bersih.

Warga, biasanya menampung air hujan di sumur resapan sedalam 5 meter untuk kebutuhan masjid.

Masalahnya juga sama, jika musim kemarau tiba, sumur resapan tersebut kering, sehingga tidak ada sumber air untuk kegiatan di masjid.

Pengurus masjid terpaksa harus meminta air dari salah seorang pemilik mata air.

Namun, tidak bisa setiap saat, karena kebutuhan pemilik mata air yang didahulukan.

Apabila kebutuhan air untuk pemilik mata air telah terpenuhi, barulah air dialirkan ke masjid. 

Selain memanfaatkan air limpahan tersebut, Masjid Nurul Iman dan warga sekitar, biasanya juga harus membeli air jeriken untuk tambahan.

Namun, air yang dibeli hanya dapat digunakan untuk 3-4 hari saja per keluarga. 

Alternatif terakhir, masjid dan warga harus memanfaatkan air sungai yang berjarak sekitar 3-4 km, dengan kondisi air yang sudah kotor.

Sayangnya, setelah melakukan survei dan mencoba untuk membuat sumur bor sedalam 74 meter, tim kami gagal mendapatkan air di titik ini.

Bagikan:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
WhatsApp
Scroll to Top