Author name: Chilman

Warga RT 11, RW O2, Kampung Lebakwangi, Desa Palasari Hilir, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, bertahun-tahun mengalami kekeringan. Daerah yang terletak di dataran tinggi, jauh dari sumber air atau sungai. Sebut saja jaraknya 1 km. Rata-rata, warga di sana memiliki dua lubang sumur dengan kedalaman 30 m. Bahkan, ada juga warga yang sudah membuat

Sedekah Air kali ini terlaksana di Mushola Al Ikhlas, RT 3 RW 12, Dusun Demakan, Desa Banyubiru, Banyubiru, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Kebutuhan air bersih di lingkungan ini tidaklah mencukupi, terutama di musim kemarau. Selain itu, air yang digunakan untuk berwudhu juga berbau, dan banyak mengandung zat besi. Akan menjadi persoalan jika didiamkan, mengingat ke

Sedekah Air kali ini untuk Ponpes Thibbil Qulub Assimbani yang berada di Jl Satrio Manah, Simbang Wetan, Gang 8, No. 29, RT 011/RW 004, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Pondok Pesantren Thibbil Qulub Assimbani terletak di desa penghasil batik. Menurut pihak ponpes, lingkungan di sekitarnya terdampak limbah industri; batik salah satunya. Maka air bersih

Sumber air di SMK Al-Basith; Kelurahan Margabakti, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, hanya berupa satu sumur gali. Sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan untuk pemakaian sehari-hari. Terutama jika hendak melaksanakan sholat Dzuhur berjemaah. Secara geografis, SMK Al-Basith terletak pada lingkungan persawahan tadah hujan. Maka pada musim hujan, debit air di lahan sekitar sekolah, cukup baik.

Warga RT 002, RW 008, Kampung Karangsari, Desa Gadog, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, harus menjalani hari mereka dengan keterbatasan air. Menurut Muhayar selaku Ketua RW setempat, mereka menghadapi permasalahan air ketika musim kemarau tiba. “Sumber air saat ini yang berasal dari gunung, kering, sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan warga,” tuturnya. “Sumber air kedua,

Tim Sedekah Air menyambangi Kampung Cikaret, Desa Sukaraharja, Kecamatan Kadupandak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Sebelumnya, warga di Cianjur Selatan, mengaku kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Terlebih jika musim kemarau tiba. Mereka harus menempuh jarak yang tak dekat–dengan berjalan kaki–untuk bisa memperoleh air dari mata air. “Itu pun harus antre,” tutur Budi

Kali ini, tim Sedekah Air bergerak atas laporan yang masuk dari relawan recovery gempa Lombok. Para relawan mengabarkan bahwa air bersih di Dusun Kerurak, Desa Genggelang, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), sangat minim. Mereka hanya mengandalkan bantuan tangki air dari pemerintah, dan itu pun datangnya cuma 2 hari sekali. Maka jika

Sedekah Air menyambangi Dusun Lili, Desa Nanga Kantor, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dusun Lili adalah salah satu wilayah di Desa Nanga Kantor yang betul-betul membutuhkan air bersih. Ibu-ibu dan bahkan anak-anak di sana, mesti berjalan kaki hingga sejauh 1,1 kilometer, untuk mengambil air bersih. Jarak yang jelas tidak dekat.