Kisah Abu Thalhah, Wakaf Kebun Bairuha

Pernahkah Anda mendengar tentang kisah Abu talhah yang Wakaf Kebun Bairuha? 

Wakaf memang merupakan salah satu amalan yang mengalirkan pahala secara terus-menerus meskipun pewakaf telah meninggal dunia. Amalan ini juga telah dilakukan sejak zaman nabi dan para sahabatnya di mana ceritanya sering kita dengar sebagai keteladanan.

Wakaf adalah amalan dengan menyerahkan atau mengeluarkan harta benda untuk kepentingan kesejahteraan umum serta mendekatkan diri pada Allah SWT.

Salah satu sahabat nabi yang mewakafkan hartanya adalah Abu Talhah, beliau berwakaf kebun Bairuhamiliknya. Bagaimana ceritanya? Yuk simak di sini.

Kisah Inspirasi Abu Thalhah Wakaf Kebun Bairuha

Diceritakan ada seorang sahabat nabi yang bernama Abu Talhah, beliau memiliki harta yang sangat banyak dan salah satunya adalah kebun Bairuha. Diantara banyaknya harta yang dimiliki tersebut, kebun Bairuha menjadi yang paling dicintainya.

Kisah bermula saat Abu Thalhah sangat ingin menikahi seorang wanita cantik asal Madinah bernama Ummu Sulaim. Namun Ummu Sulaim enggan dinikahi dikarenakan keduanya berbeda agama.

Ummu Sulaim kemudian memberikan syarat mahar berupa Abu Thalhah yang harus memeluk agama Islam. Akhirnya, Abu Thalhah pun bersedia menerima tawaran tersebut dan mengucapkan kalimat syahadat. 

Cerita tentang wakaf Abu Thalhah sendiri berawal saat Allah menurunkan firmannya dalam Alquran surat Ali Imran ayat 92, “Kamu sekali – kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.

Setelah mendengar ayat tersebut, Abu Thalhah mendatangi Rasulullah untuk menyampaikan tentang ayat tersebut. Kemudian Abu Thalhah juga mengatakan bahwa dirinya sangat mencintai kebun Bairuha tapi ingin mensedekahkan untuk Allah. Dirinya bersedia agar kebun tersebut dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat.

Kebun yang berada di depan masjid Nabawi itu dulunya berharga sangat mahal. Namun hingga saat ini telah dimanfaatkan untuk kepentingan umat sebagai harta wakaf.

Rasulullah menyambut niat baik dari Abu Thalhah dengan penuh sukacita serta menguasakan teknis pembagian kebun tersebut kepada Abu Thalhah sendiri dengan berkata: “Inilah harta yang diberkahi. Aku telah mendengar apa yang kau ucapkan dan aku menerimanya. Aku kembalikan lagi kepadamu dan berikanlah ia kepada kerabat – kerabat terdekatmu”.

Nabi menyampaikan agar Abu Thalhah memberikan hartanya terlebih dahulu kepada saudara atau kerabat terdekat, lalu bagikan kepada orang lain yang membutuhkan.

Dari kisah Abu Thalhah tentang wakaf kebun Bairuha tersebut dapat menjadi salah satu teladan dan diambil pelajarannya mengenai pentingnya menabung bukan hanya di dunia, tapi juga menyiapkan bekal di akhirat.

Maka dari itu, marilah kita perbanyak mencari keberkahan dengan ikut berwakaf bersama Sedekah Air. Wakaf tidak hanya berupa tanah atau bangunan saja, tapi juga bisa berubah sumur yang insya Allah akan terjadi mengalirkan air bagi mereka yang tinggal di daerah kekeringan.

Yuk, wakaf sekarang.

 

Scroll to Top
Scroll to Top