Masjid Nabawi sebagai Wakaf Pertama Rasullullah

Masjid Nabawi sebagai Wakaf Pertama Rasullullah

Masjid Nabawi menjadi salah satu masjid yang dimuliakan sekaligus sebagai wakaf pertama Nabi Muhammad SAW. Rasulullah juga bersabda bahwa beribadah di masjid ini maka pahalanya akan dilipatgandakan hingga 1000 kali lipat.

Maka tidak heran apabila umat Islam dari seluruh dunia yang ber kesempatan untuk berkunjung ke Madinah pasti menyempatkan beribadah di masjid Nabawi. Bahkan ketika musim haji, umat akan melaksanakan shalat 40 kali di masjid Nabawi untuk mendapatkan keberkahannya.

Yuk, ketahui beberapa hal menarik tentang masjid Nabawi sebagai waqaf pertama Rasulullah SAW.

Awal Mula Penentuan Lokasi Pembangunan Masjid Nabawi

Pembangunan masjid Nabawi sendiri sebenarnya dilakukan setelah pembangunan masjid Quba. Pada saat itu Rasulullah melanjutkan perjalanannya ke kota Madinah untuk menentukan lokasi selanjutnya membangun masjid Nabawi.

Rasulullah memasuki kota Madinah dengan menunggangi untanya. Masyarakat berebut ingin sekali menarik tali kekang unta tersebut agar Rasulullah tinggal di rumah mereka. Namun Rasulullah mengucapkan sebuah kalimat bahwa unta tersebut telah mendapatkan perintah langsung dari Allah di mana ia akan berhenti.

Pada akhirnya unta tersebut berhenti di suatu bangunan yang merupakan tempat penjemuran kurma milik 2 anak yatim piatu, Suhail dan Sahl. Mereka merupakan keturunan dari Bani Najja, yakni suku dari keluarga ibunda Rasulullah, Aminah.

Singkat cerita, kedua anak yatim itu berencana untuk memberikan tanah tersebut kepada Rasulullah. Namun Rasulullah enggan menerimanya secara gratis. Beliau berdiskusi cukup panjang untuk memperkirakan berapa harga tanah tempat dimana unta tersebut berhenti dan duduk tersebut.

Proses Pembangunan Masjid Nabawi

Luas dan bentuk bangunan masjid Nabawi saat pertama kali didirikan tentu sangat jauh berbeda dengan kondisinya sekarang yang sudah sangat megah. Pada awal pembangunannya, masjid Nabawi hanya seluas 30 x 35 meter. 

Desainnya juga sudah pasti sangat sederhana yakni lantai dengan tanah berbatu, atap pelepah kurma serta memiliki 3 pintu. Rasulullah juga mengutamakan orang-orang yang ahli dalam proses pembangunannya, seperti yang disampaikan dalam sabda kepada para berikut:

Dekatkanlah al-Yamami ke tanah itu, karena sentuhan dia terbaik di antara kalian, dan paling kuat adonannya.”

Dalam riwayat lainnya, al-Yamaami berkata:

Aku mencampurkan tanah, lalu seakan campuranku ini menakjubkan beliau, dan Rasulullah: Biarkanlah al-Yamaami al-Hanafi dengan tanah, karena dia paling ahli di antara kalian dalam urusan tanah.

Perluasan Masjid Nabawi

Masjid Nabawi merupakan masjid wakaf pertama yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Menginjak tahun 7 Hijriyah, jumlah umat muslim yang semakin banyak membuat masjid ini penuh sehingga Rasulullah mengambil keputusan untuk memperluasnya.

Rasulullah menambahkan masing-masing 20 hasta untuk panjang dan lebarnya. Sementara, Utsman bin Affan yang menjadi penanggung biaya pembebasan tanah untuk perluasan masjid Nabawi pada saat itu, sepulang beliau dari perang khaibar.

Sepeninggal Nabi Muhammad SAW, masjid Nabawi terus-menerus mengalami perluasan oleh para sahabat dan penerus beliau. Pada tahun 29 Hijriyah juga dilakukan renovasi berikutnya yakni pada masa Khalifah Usman bin Affan.

Kemudian pada masa pemerintahan gubernur Madinah Al Munawaroh, Umar bin Abdul Aziz, memerintahkan untuk menambahkan Mihrab di bagian dalam. 

Itu menjadi Mihrab pertama yang digunakan pada masjid serta berfungsi sebagai penanda arah kiblat. Ia juga meminta pembangunan 4 menara serta 20 pintu masuk. 

Tidak sampai di situ, masjid Nabawi terus mengalami renovasi. Di bawah kepemimpinan Sultan Ashraf Qait Bey dari Dinasti Mamluk, dibangun dua buah Ka’bah tepat di atas makam Rasulullah SAW. 

Perluasan Terbesar Masjid Nabawi

Perluasan terbesar masjid Nabawi dilakukan pada 1372 H, yakni pada masa kerajaan Arab Saudi Raja Abdul Aziz. Masjid Nabawi diperluas hingga menjadi 6.042 meter persegi. 

Kemudian dilanjutkan oleh Raja Fahd sebagai penerusnya di bulan Safar 1405 hijriah, beliau meletakkan batu permata di masjid Nabawi dan menjadi yang termegah sepanjang sejarah.

Nilai Kebaikan dari Wakaf

Seperti yang telah diceritakan dalam kisah pembangunan masjid Nabawi sebagai wakaf pertama Rasulullah SAW di atas. Tentu pembangunan serta perluasan masjid tersebut telah memberikan banyak manfaat bagi jutaan umat.

Wakaf akan menjadi ibadah yang nilai pahalanya tidak akan terputus dan terus mengalir hingga pewakaf di akhirat nantinya. Allah menjanjikan pahala yang sangat besar bagi umat muslim yang berwakaf untuk memberikan manfaat bagi kemaslahatan umat.

Namun sepertinya masih banyak yang berpikir bahwa wakaf hanya dapat dilakukan oleh mereka yang punya banyak harta. Padahal tidak, wakaf bisa dilakukan dalam bentuk uang tunai, terlepas dari berapapun harta yang anda miliki.

Misalnya dengan dana sebesar Rp 100.000 saja sudah bisa berwakaf karena uang tersebut akan dikumpulkan bersama wakif-wakif lainnya untuk dimanfaatkan dalam pembangunan aset wakaf produktif. 

Salah satunya melalui program wakaf sumur, yakni memanfaatkan donasi dari para wakif untuk membangun sumur di daerah daerah kekeringan agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakatnya. InsyaAllah, sumur tersebut tidak hanya mengalirkan air bagi mereka yang membutuhkan, tapi juga pahala bagi para wakif yang berkontribusi. 

Yuk Mulai berwakaf sekarang juga.

Wakaf Sekarang

 

Bagikan:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
WhatsApp
Scroll to Top